Kamis, 05 Juni 2008

Fakta menunjukan "Bom Bali" adalah Micro Nuclir

Ahli Bom: Fakta Menunjukkan Bom di Bali Mikro Nuklir Reporter : Arifin Asydhaddetikcom - Jakarta, Berita bahwa ledakan bom di Bali merupakan mikro nuklir bisa jadi bukan omong kosong. Fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa ledakan di Jl. Legian, Kuta, Bali sangat mungkin akibat ledakan mikro nuklir.Adanya unsur nuklir dalam ledakan di Bali ini pertama kali dimunculkan halturnershow, sebuah situs milik Hal Turner yang mengelola acara talk show radio paling kontroversial di Amerika Serikat. Setelah detikcom mengklarifikasikan dengan seorang ahli bom di lingkungan TNI, berita di halturnershow bisa dijelaskan dengan gamblang.Kepada detikcom, Kamis (31/10/2002) sumber yang pernah menjadi guru nuklir di sekolah TNI ini sependapat dengan berita itu. Menurut dia, bom di Legian itu merupakan bahan peledak Plutonium 239 tanpa dilapisi Uranium 238.Ledakan jenis bahan peledak ini bisa dikembalikan dan bersih. Artinya, bahan peledak ini tidak mengeluarkan radio aktif, karena sinar Beta dan sinar Gamma sudah dicuci, sehingga yang tertinggal adalah sinar Alfa. “Bom ini mengeluarkan berjuta-juta partikel radio aktif Alfa. Tetapi, daya jelejahnya hanya beberapa kaki,” kata dia.Sepengetahuan dia, bom jenis ini hanya diproduksi oleh satu negara di dunia, Israel. Bom ini dibuat di Pusat Nuklir Israel di Dimona, di Gurun Negev, sebuah kawasan tertutup sejak 1960.Di kalangan militer, bom ini disebut dengan micro-nuc atau micro nuclear. Dibuat dalam berbagai varian kekuatan. Yang terkecil, setara dengan kekuatan 2000 kilo Highs Explosive (HE) TNT dan terkuat setara dengan kekuatan 100.000 HE TNT.“Dari besarnya kawah di bekas ledakan di depan Sari Club, berdiameter 7,0 meter dengan kedalaman 1,50 meter, setidaknya kekuatan bahan peledak yang digunakan setara dengan 4000 HE TNT,” kata dia.Dia memperkirakan bom ini sebesar mug copy dengan diameter 6 inchi (15 cm). Bom dibuat secara stabil, sehingga dilemparkan atau terkena api, tidak akan meledak. “Bom seperti ini memang sering digunakan di luar negeri untuk operasi yang sembunyi-sembunyi,” ungkapnya.Untuk meledakkan bom ini atau mengubah status stabil menjadi masakritis, kata dia, diperlukan pemicu. “Pemicunya tidak lain adalah C4, bahan peledak yang bersifat lamban. Dia harus juga diledakkan dengan RDX,” ujarnya.Bagaimana dahsyatnya bom ini? Pada saat mencapai masakritis dalam tempo 5/1000 detik, micro-nuc mengalami eksplosi dan membentuk bola api, yang panasnya pada titik ledak sekitar 300 ribu derajat celcius. “Bola api itu mengembang dan melemparkan ke udara 2 ton aspal batu, tanah, pasir, dan sebagainya yang ada di permukaan jalan di depan Sari Club dan membentuk kawah berdiamater 7 meter tadi itu,” kata dia menganalisis.Menurut dia, gelombang panas 300 ribu derajat Celcius ini membakar bangunan sampai dua blok di sekitar Sari Club serta 100-an mobil. Dalam catatan yang dimilikinya, sebanyak 47 bangunan yang terbakar akibat bom di Legian itu.“Dalam jarak 10 meter dari titik ledak itu, seseorang akan musnah menguap (evaporasing), seperti dikremasi. Jarak yang lebih jauh lagi sekitar 50 meter dari titik ledak, manusia akan menjadi serpihan-serpihan kecil. Daging, tulang, dan semacamnya hilang. Sedangkan, pada jarak sekitar 100 meter akan terjadi kebakaran hebat,” jelasnya.Karena dahsyatnya efek ledakan ini, kata dia, tiga dokter ahli di Sydney Australia malah bingung ketika menerima pasien korban bom Legian. “Mereka belum pernah melihat adanya kebakaran kulit sehebat itu, karena memang terbakarnya kulit seperti itu hanya bisa terjadi akibat dampak dari gelombang tanah dari nuklir,” terangnya.Efek kedua dari micro nuclear ini adalah adanya gelombang tekan. Artinya, adanya tekanan ke segala arah dengan kecepatan 1 juta kaki per detik.Dampak dari gelombang tekan, terjadilah angin taufan nuklir ke segala arah. “Angin taufan inilah yang meluluhlantakkan 47 bangunan di sekitar Jl. Legian. Besi terputus dan kaca beterbangan, sehingga menimbilkan efek sekunder,” ungkapnya.“Besi dan kaca yang beterbangan itu akan memutus apa saja. Itu sebabnya, ditemukan jenazah tidak berlengan atau anggota tubuh lainnya yang ditemukan di atas atap. Adapaun 100-an mobil yang hancur itu akibat gelombang tekan dan gelombang panas yang bersifat menghancurkan dan membakar,” tambahnya.Efek ketiga, adanya radio aktif dengan mengeluarkan sinar alfa. Berjuta-juta partikel sinar Alfa ini akan hilang disapu oleh angin pantai dan hilang. “Inilah sebabnya, Geiger Counter (alat untuk menghitung radio aktif) tidak bisa mendeteksi,” kata dia.Efek lainnya akibat ledakan bom ini, kata dia, adanya cendawan nuklir (mushroom) saat ledakan terjadi. “Foto ini bisa dilihat di majalah Kompas halaman 10 tanggal 14 Oktober. Ciri seperti ini adalah ledakan nuklir, bukan TNT,” ujarnya.Menurut dia, ledakan TNT hanya menimbulkan api selama dua detik dan tidak bersifat membakar. Sedangkan ledakan nuklir memunculkan api, karena adanya gelombang panas, munculnya proses cendawan dan jilatan api menuju langit cukup lama,” jelasnya.Bom seperti ini, sudah diuji coba oleh AS di Kosovo dan Irak (1991), dan terakhir di Afganistan, saat AS memburu kaum Taliban di pegunungan Bora-Bora. Penggunaan bom seperti di daerah pegunungan Afganistan, sangat efektif.Lantas, bagaimana pelaku menghilangkan jejak? “Diledakkanlah bom konvensional yang jauhnya 3 bangunan dari Sari Club, yaitu di depan Paddy’s Café,” ujarnya.Ledakan di Paddy’s Café inilah yang menggunakan sebuah mobil van. Peledakannya menggunakan bahan C4 dan RDX. “Bom di Paddys Café ini saya nilai sebagai flash card, untuk menipu kawan main,” jelasnya sambil mengutip istilah intelijen.Dalam analisisnya, bom di depan Paddys Café ini dipasang oleh orang suruhan, yang tidak tertutup kemungkinan orang lokal. Pelaku suruhan inilah yang akan dikorbankan oleh pelaku bom sesungguhnya.Dengan fakta-fakta di lapangan inilah, dia yakin, bom di Legian ini adalah bom buatan Israel. “Sampai sekarang, aparat keamanan dan penyidik gabungan belum bisa menjelaskan mengapa ada api berbentuk cendawan. Hal-hal seperti ini tidak mereka ungkapkan,” kata dia.Yang ada, kata dia, malah keganjilan. Ini berkaitan sketsa yang dibuat Polri dengan AFP (Australian Federal Police) berbeda. “Ini sesuatu yang ganjil, karena tidak ada koordinasi untuk menutupi kejahatan ini,” kata dia. Dia sendiri pesimis, hal-hal di atas akan bisa diungkap tim penyidik, karena tekanan AS sangatlah kuat.

Tidak ada komentar: